
by Prihagung Budisusetyo
PML A8/10
Studi  itu menunjukkan bahwa mereka yang mengayuh sepeda lebih 180 mil atau  sekitar 290 kilometer per minggu, memiliki kualitas dan kuantitas sperma  empat persen lebih buruk dari kondisi normal. Ini jelas memengaruhi  kemampuan reproduksinya.
Profesor Dina Vaamonde dari Sekolah  Kesehatan Universitas Cordoba, Spanyol, mengatakan, atlet dengan  frekuensi tinggi berlatih kecepatan mengayuh sepeda memiliki morfologi  sperma terburuk. Intensitas tinggi mengayuh sepeda dikata merusak  kualitas sperma.
Menurut Vaamonde, penurunan kualitas dan  kuantitas sperma itu diyakini terkait kompresi akibat gesekan antara  testis dan pelana sepeda. Bisa juga lokalisasi panas yang dihasilkan  oleh gesekan saat mengayuh sepeda dan celana yang cenderung ketat.
Ia  meyakini bahwa gerakan mengayuh sepeda menghasilkan senyawa tertentu  yang dapat merusak struktur sel sperma. Ketidakseimbangan energi juga  dikata memainkan peran penting dalam menciptakan efek buruk itu.
Dalam  studi itu, Vaamonde dan timnya menganalisa kualitas air mani 15 atlet  triathlon (lari, sepeda, renang) kelas internasional asal Spanyol, usia  33 tahun.
Peneliti mencatat rutinitas latihan secara rinci,  yakni volume latihan bersepeda, lari, dan renang. "Kami menemukan  hubungan merugikan antara frekuensi latihan bersepeda dan morfologi  sperma," ujar Vaamonde, seperti dikutip dari laman Times of India. (pet)